Ketika aku kembali dari kantor, kulihat
istriku sedang mengobrol dengan
seorang wanita berumur kira- kira 29
tahunan, di sebelahnya ada gadis
umurnya 13 tahun. Setelah kuletakan
tas kantor di kamar tidur aku ikut nimbrung mengobrol dengan istriku
dan tamunya yang aku ketahui wanita
itu adalah calon pembantu di rumah
kami, dia seorang janda cerai dengan
seorang anak gadisnya. Malam itu aku
berembuk tentang wanita itu, sebenarnya istriku agak keberatan jika
wanita itumengajak anaknya untuk
bekerja di rumah kami yang dikatakan
istriku sebagai beban tambahan, tapi
setelah kuyakinkan akhirnya istriku
setuju juga kalau wanita itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai
pembantu di rumah kami, alasanku
karena istriku sedang sibuknya
mengurus bisnisMLM-nya dan karena
pernikahan kami yang sudah 6 tahun
belum mendapatkan keturunan, sehingga anak gadis itu bisa kami
anggap sebagai anak kami sendiri.
Keesokan harinya sekitar jam 5:00 sore
wanita itu dan anak gadisnya telah
berada di rumahku untuk melakukan
tugas sebagai pembantu, sebut saja wanita itu Nursyfa dan anak
gadisnya Santi. Karena rajinnya kerja
kedua pembantuku itu, maka Santi
kuijinkan untuk meneruskan sekolah
atas tanggunganku. Kulihat di
wajahnya tersenyum kegirangan. “Terima kasih Pak, Santi senang sekali
bisa meneruskan sekolah, terima kasih
Pak, Bu.”
“Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan
kalau sudah pulang sekolah kamu
harus bantu ibumu,” kata istriku sambil berpelukan dengan Santi, kulihat di
wajah ibunya Nursyifa pun terlihat
keceriaan. Enam bulan berlalu sejak
Nursyifa dan Santi bekerja di rumah
kami, aku berbuat mesum dengan
Nursyifa sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari
itu hari Sabtu, malamnya istriku ke
Jogja dengan kereta api, karena Sabtu
kantor libur sementara Santi sedang
sekolah, aku melihat Nursyifa yang
sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai
mencuci mobil. Aku tertegun melihat
tubuh Nur yang mengunakan baju
terusan warna hijau muda agak tipis
sehingga terbayanglah tali BH dan
celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya.
Pantatnya yang padat dan seksi serta
betisnya yang terbungkus kulit putih
dan mulus bentuknya seperti bunting
padi, membuat aku merasa tersedak
seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh Nur
yang indah itu. Tiba-tiba Nur berbalik
dan kaget melihatku yang baru saja
membayanginya.
“Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.”
“Eh.. Nur boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau
menceritakannya ke saya.”
“Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi
bolehlah.” Akhirnya aku duduk di meja
makan sementara Nur menceritakan
sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku.
Akhirnya aku baru tahu kalau Nur itu
menikah di usia 15 tahun dan setahun
kemudian dia melahirkan Santi dan dia
bercerai 2 tahun yang lalu karena
suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya
dan pernah hampir membunuhnya
dimana di punggung Nur ada bekas
tusukan pisau. Aku tertegun
mendengar ceritanya sementara Nur
seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya
sewaktu dia bercerita. Karena rasa
kasihanku kurangkul tubuh Nur.
“Sudah, Nur.. jangan nangis.. sekarang
kamu sudah bisa hidup tenangan di
sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau
membuat kamu harus mengingat lagi.”
“Iya.. Pak.. saya dan Santi.. berterima
kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada
kami.”
“Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Santi pulang.. kamu malu
deh.. kalau lagi nangis.”
Nur menangis dalam rangkulanku, air
matanya membasahi kausku tapi tiba-
tiba aku merasakan sesuatu yang lain
karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat
gejolak nafsuku meningkat. Tanpa
sengaja bibir mungilnya kucium lembut
dengan bibirku yang membuat
dirinya gelagapan.
“Aaahh.. Bapak!” Tapi kemudian dia membalas
kecupanku dengan lembut sekali
diikuti lidahnya memainkan lidahku
yang membuat aku makin berani.
“Pak.. sshh..”
“Kenapa.. Nur..?” “Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa.”
Kuangkat roknya dan aku meraba
pantatnya yang padat lalu kutarik ke
bawah celana dalam warna hitam
miliknya sampai dengkul, pahanya
kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh. Nur mulai
bergelinjang, dia membalas dengan
agresif leher dan pipiku diciuminya.
Kumainkan jariku pada vaginanya,
kutusuk vaginanya dengan jari tengah
dan telunjukku hingga agak basah. “Aahh.. Pak, enak sekali deh..”
“Nur.. kalau kita lanjutkan di kamar
yuk!”
“Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti
Ibu tahu gimana?”
“Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.” Kugiring
Nursyifa ke kamarku, sampai di kamar
kututup pintu dan langsung kusuruh
Nur untukmenanggalkan pakaiannya.
Nur langsung menuruti keinginanku,
seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang agak
mengagetkanku karena keindahan
tubuh Nur. Nur dengan tinggi sekitar
167 cm memiliki payudara yang
kencang dan montok dibungkus kulit
yang putih bersih, pinggulNur agak kurus tapi pantatnya yang agak besar
dan padat dan vaginanya yang ditutupi
bulu halus agak lebat membuat aku
seakan tidak bisa menelan ludahku.
Kalau aku beri nilai tubuh Nur nilainya
9.9, hampir sempurna. “Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan
bengong melihat tubuh Nur.”
“Nur, tubuhmu indah sekali, lebih
indah dari tubuhnya Ibu.”
“Ah, masa sih Pak?”
“Iya Nur, tahu gitu kamu saja yang jadi Ibu deh.”
“Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Nur
jadi Ibu, Nur mau kok jadi ibu ke dua.”
Aku langsung menanggalkan
pakaianku dan batang kemaluanku
langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Nur langsung
kucium bibirnya, dipeluknya diriku,
tangan mungil Nur meraba-raba
batang kemaluanku lalu dikocoknya,
liang vaginanya kusentuh dan kutusuk
dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri
kami bersamaan ke tempat tidur. “Nur,
kamu mau nggak hisap kontol saya,
saya jilatin vaginamu.” Nur hanya
mengangguk lalu kami ambil
posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku sudah digenggam
oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan
disedot sambil sesekali dikocoknya.
Liang vaginanya sudah kujilati dengan
lembutnya, vaginanya mengeluarkan
bau harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika
bijiklitorisnya terjilat. Hampir 10 menit
lamanya ketika keluar cairan putih
kental membasahi liang vagina itu dan
langsung kutelan habis. “Aaakkhh..
aakkhh..” rintih Nur kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku yang
kelojotan karena keluarlah cairan dari
batang kemaluanku membasahi muka
Nur tapi dengan sigap dia langsung
menelannya hingga habis lalu “helm”
dan batangku dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, aku
merubah posisi, aku berbaring
sedangkan Nur kusuruh naik dan
jongkokdi selangkanganku. Lalu
tangannya menggapai batang
kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi karena liang vagina
Nur yang sudah lama tidak dimasukan
sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku
bantu dengan beberapa kali
sodokkan, baru vagina itu tertembus
batang kemaluanku. “Blleess.. jlebb.. jlebb..” Kulihat Nur agak menahan
nafas karena batangku yang besar dan
panjang telah menembus vaginanya.
“Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak
gede banget sih Pak, tapi Nur suka deh
rasanya sodokannya sampai perut Nur.”
Tubuh Nur dinaik-turunkan dan
sesekali berputar, sewaktu berputar
aku merasakan kenikmatan yang luar
biasa.
“Nur, vaginamu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu,
terus terang Bapak barukali ini
merasakannya, Nur enak sekali.”
Setengah jam kemudian, aku merubah
posisi dengan batang kemaluanku
masih di dalam vagina Nur, aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu
kubaringkan tubuhnya di sisi tempat
tidur dengan kaki Nur menggantung,
kutindih tubuhnya sehingga membuat
sodokan batangku jadi lebih terasa ke
dalam lagi masuk vaginanya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.”
Payudaranya yang mancung dan
puting yang agak kecoklatan sudah
kucium, kuremas dan kusedot-sedot.
15 menit kemudian kami ganti posisi
lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang vaginanya kusodok oleh batang
kemaluanku dari belakang, Nur
menungging aku berdiri. Kuhentak
batanganku masuk lebih dalam lagi ke
vagina Nur yang hampir 15 menit
kemudian Nur menjerit. “Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Nur
keluar nih.. akhh.. sshh..”
Keluarlah cairan dari vagina Nur yang
membasahi dinding vaginanya dan
batang kemaluanku yang masih
terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok
lebih keras lagi hingga 10 menit
kemudian aku pun berasa ingin
menembakkan cairan dari
kemaluanku. “Nur.. saya juga mau
keluar nih, saya nggak tahan nich..” ” Pak.. tolong keluarin di dalam saja
yach.. saya mau cobain kehangatan
cairan Bapak, dan saya kan siap jadi
ibu ke dua.”
“Crroott.. croott.. crroott..”
Keluarlah cairanku membasahi liang vagina Nur, karena banyaknya
cairanku hingga luber dan menetes ke
paha Nur. Lalu kulepaskan batangku
dari vaginanya dan kami langsung
terbaring lemas tak berdaya di tempat
tidurku. Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku
mendengar suara dari luar
kamartidurku kami tersentak kaget.
Setelah berpakaian kusuruh Nur keluar
kamarku yang rupanya Santi ada di
ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah. Malam
harinya setelah Santi tertidur, Nur
kembali masuk kamarku untuk
bermain lagi denganku.Keesokan
harinya, setelah aku terbangun kira-
kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencariNur, tapi yang aku temukan
hanya Santi yang sedang menonton
TV. Rupanya aku baru ingat kalau
setiap Minggu pagi Nur pergi
berbelanja ke pasar. Setelah mandi
kutemani Santi yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan
aku duduk di sofa. “Santi.. gimana
sekolah kamu..?”
“Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan
umum.”
“Mmm, ya sudah kamu belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga.”
“Pak, boleh Santi tanya?”
“Iya, kenapa Santi..?”
“Kemarin ketika Santi pulang sekolah,
Santi kan cari ibu Santi, pas buka kamar
Bapak, Santi melihat Bapak dan ibu Santi lagi telanjang terus Santi lihat
kalau Ibu Santi ditusuk dari belakang
oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak
yang masuk ke badan ibu Santi, maaf
yach Pak, Santi lancang. Mama Nur lagi
diapain sih sama Bapak?” “Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu
telanjang.”
“Iya Pak, tapi kok Mama Nur kayaknya
keenakan ya. Santi jadi kepingin dech
Pak kayak ibu Santi.”
“Kamu serius San, kamu mau?” “Iya Pak.” Kulihat Santi tersipu malu
menjawab pertanyaan dariku,
sementara rok Santi tersingkap
sewaktududuknya bergeser sehingga
pahanya yang putih mulus terlihat oleh
mataku yang membuatku langsung terangsang. Kusuruh Santi duduk
dipangkuanku. “San, sini kamu duduk
di pangkuan Bapak.” Ketika dia berdiri
menujuku, aku membuka resleting
celanaku dan kuturunkan celana
dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang,
sebelum Santi duduk di pangkuanku,
celana dalamnya yang putih
kuturunkan sehingga vagina mungil
putih bersih milikgadis 13 tahun ini ada
di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi
bulu-bulu halus dan langsung kujilat
dengan lembutnya. Santi memegang
kepalaku dan tubuhnya menggeliat.
“Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak..
sekali.” Vagina Santi yang masih muda itu terus
kujilati karena rasanya manis- manis
asin. Santi punmakin menggelinjang,
kira-kira 15 menit kemudian Santi
mulai kejang-kejang dan basahlah
vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu
kutelan habis.
“Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar
nih dari tempat pipis Santi.. eugh..
eugh..”
Tubuh Santi langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku.
Batang kemaluanku yang
mengeraskutempelkan pada
vaginanya yang basah. Tubuhnya
kuarahkan menghadapku, kemeja
yang dikenakan Santi kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju
dalam yang tipis, payudara Santi yang
baru tumbuh terbayang di balik baju
dalamnya, segera kulepaskan
sehingga di mukaku
terpampangpayudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih
dengan dihiasi puting agak
kemerahan, langsung kulahap dengan
mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap
membuat payudara itu makin mekar
dan putingnya mengeras. Sementara Santi masih tertidur lemas, batang
kemaluanku yang sudahmenempel di
vagina Santi yang masih sempit
kusodok-sodokkan agar masuk,
karena vagina itu masih sempit.
kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua
jariku sehingga vagina itu agak
melebar dan basah. Setelah itu kucoba
lagi dengan batang kemaluanku,
kusodok masuk batanganku ke vagina
Santi yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku.
Akhirnya setelah 20 kali kutekan,
masuklah helm batanganku ke vagina
Santi. Santi mulai tersadar ketika
batanganku menyodokvaginanya, dia
pun menjerit kesakitan. “Aawww.. aawww.. sshh.. sshh..
aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Santi..
sakit awww.. aawww..”
“Sabar sayang nanti juga enak..
sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar
lagi..” Kupeluk tubuh Santi dan
menenangkannya dari rasa sakit pada
vaginanya yang robek oleh
batangkemaluan milikku yang
memang super besar. Sodokkanku
pada vagina Santi kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit
kemudian Santi merasakan
kenikmatan.
“Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak..
sekarang tidak sakit lagi.. sekarang jadi
enak.. aahh.. aahh..” Hampir setengah jam kemudian tiba-
tiba Santi mengeluarkan cairan dari
dalam vaginanya berikuttetesan darah
dan langsung tubuh Santi lemas lagi
dan pingsan. Aku menyadari bahwa
aku telah membobol keperawanan Santi. “Arrgghh.. Pak.. Santi..
lemmaass..”
Aku agak kaget juga melihat keadaan
Santi yang secara tidak sengaja
kubobol keperawanannya tapi karena
sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Santi yang
sudah berdarah dan 10 menit
kemudian keluarlah cairan dari dalam
kemaluanku dengan derasnya
memasuki liang vagina Santi hingga
meluber ke pahaku. “Crroot.. crroott..”
“Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya..
vagina.. gadis ini..”
Langsung kucabut batang kemaluanku
dari vagina Santi dan kubaringkan
Santi yang pingsan di Sofa. Sisa cairan yang masih melekat di vagina Santi
kulap dengan bajuku hingga bersih,
sesudah itu kurapihkan baju Santi dan
kubiarkan Santi yang masih pingsan
tidur di Sofa, aku lalu membersihkan
badanku sendiri. Sepuluh menit kemudian Nursyifa, datang dari pasar
sedangkan aku sudah memakai baju
lagi. Sejaksaat itu aku bermain dengan
istriku jika dia di rumah, dengan Nur
jika istriku pergi dan Santi sekolah,
dengan Santi jika istriku dan Nur pergi. Aku lakukan sudah hampir 3 bulan
lamanya merasakan kenikmatan dari
tiga perempuan di dalam rumahku, tapi
sekarang aku sedang bingung sebab 2
bulan yang lalu akhirnya istriku
mendapat berkah bahwa dia hamil 1 bulan, 1 bulan yang lalu giliran Nur
yang kuketahui bahwa dia hamil 1
bulan juga, sekarang 2 minggu yang
lalu setelah kuajak Santi periksa ke
dokter dia sudah hamil 1 bulan juga.
Duuhh.. pusingnya aku!
Pencarian terkait:
hayati bugil, Foto memek bugil abg nur hidayah pekalongan, bokephamilstriming, bigo live topless, aisyah bugil, tante nur toge, bugil hamil, jilboob topless, riaji dan nur! lagi ngentot, bigo toplessNO QUOTE A THREAD FUCK WITH MY COUSIN
Foto Lama Daphne No Quote
Antara Herman, Agnes Dan John
Toll Padalarang Kanjeng Mami Pipis Di Rest Area.. NOT REPORT
Pembantu Tetangga Minta Diajari ML