Balada Rif’Ah, Seorang Akhwat Partai – 6

Sabtu siang, ditengah teriknya matahari. Di dalam kamar mandi rumah abu & ummu nida.

——————————————————

“Ahh abuuu terrusss abbuu.. Yang keencang abbuu.. !!”

Lirih rif’ah yang sedang menikmati tusukan demi tusukan kontol besar abu nida. Terasa setiap jengkal permukaan kontol abu yang berurat itu dijepit dinding – dinding vagina rif’ah yang telah banjir oleh cairan – cairan kenikmatan akibat tusukan kontol abu nida yang membabi buta.

Tepat di depan wastafel kamar mandi itu terlihat tangan rif’ah berpegangan erat menahan genjotan demi genjotan kontol abu nida yang semakin kesetanan melampiaskan hawa nafsunya di lubang vagina rif’ah yang berwarna merah muda merekah. Telapak tangan abu nida yg lebar mencengram erat kedua payudara rif’ah agar tidak bergelayutan, namun sepertinya sia – sia karena besarnya payudara rif’ah bahkan tidak mampu digenggam kedua telapak tangan abu.

Di atas wastafel itu terdapat cermin yang memperlihatkan bagaimana ekspresi rif’ah yang tak mampu menahan kenikmatan setiap genjotan abu nida yang tepat berada dibelakangnya.

“Ahh abuu geliii.. Abuuu… !!”

Kedua tangan abu nida memilin puting kedua payudara rif’ah yang semakin kencang seiring makin berkobarnya nafsu seksual rif’ah yang semakin menjadi – jadi.

“Dik rif’ah.. Enak .. ?!”

Tanya abu nida kepada rif’ah ditengah aktifitas genjotan pinggul dan tusukan – tusukan kontolnya yang tidak terlihat akan berhenti, malah semakin terlihat cepat dan buas.

“Abuu.. Enakk abuuu.. Ahhh.. Ahhh !!”

Tak terasa 20 menit sudah mereka berdua saling melepaskan nafsu birahinya dengan posisi doggy style dimana rif’ah yg bertumpu pada meja. Wastafel dan menghadapkan wajah lugunya di depan cermin, menahan setiap genjotan liar abu nida dari belakang.

“Abu akuu mau nyampee ouhh.. Ahh.. Abuuu.. Keluarin bareng yukk.. Emmhh.. Ahhh.. “

Wajah rif’ah semakin memerah dipenghujung penantian orgasme nya yang pertama, sementara memeknya mulai berkedut – kedut seakan memijat – mijat seluruh permukaan kontol abu yang terus maju – mundur mengoyak – ngoyak dinding memek rif’ah.

“Iya dik rif’ah.. Kita keluarin bareng yahh.. Tunggu aba – aba dari abu yahhh.. !!”

Dan kontol abu nida pun mulai berdenyut – denyut tanda air mani yang terkandung di dalamnya mulai menyeruak ingin keluar.. !!

“Dik rif’ah.. Satu.. Duaa… Ahh.. !!”

“Abu.. Abu.. Cepet abuu.. Aahhh.. Abuuuuuuu… !!!”

“AAAHHHHHH…. !!!

Akhirnya kontol abu yang berurat itu. Tak kuasa menahan derasnya laju air mani yang dari tadi memang terus mendesak ingin keluar.. Dan seketika itu pula menyemprot seluruh permukaan dinding memek rif’ah yang semakin basah karena disaat yang bersamaan mengeluarkan cairan “surga”-nya.

Perlahan kontol abu pun mulai mengempis dan dicabutnya dari memek rif’ah.

Sisa – sisa kenikmatan orgasme rif’ah yang tersisa terasa berkedut – kedut seakan mengurut kontol abu nida yang telah mengempis, memeras sisa sisa air mani yang masih terkandung dalam kontolnya.

“Dik rif’ah semakin hari adik semakin pintar memuaskan nafsu birahiku.. !! Tak pernah berhenti gairahku setiap ku melihat tubuh indahmu.”

“Ahh abuu, aku kan belum ngapa – ngapain.. Dari tadi cuma dientot aja dari belakang.. Kita istirahat dulu ya.. Nanti giliran aku yang muasin nafsu abu.. !!” Senyum rif’ah yang semakin. Binal namun lugu.

Yaa.. Tanpa disadari olehnya, rif’ah kini semakin menjadi – jadi. Semakin binal dan semakil liar, bahkan tanpa disadari abu nida pun, abu semakin kewalahan dalam menghadapi nafsu bejad birahi rif’ah yang semakin menggairahkan.

Ditengah peristirahatan mereka, abu nida menarik rif’ah dan mengajak duduk dalam kloset jongkok yang tertutup dan memangkunya.

Rif’ah yang kini semakin pintar dalam bercinta, duduk berpangku pada abu. Dengan saling berhadapan, rif’ah mulai menjulurkan lidahnya dan menjilati leher abu nida.

Abu nida pun mulai merasakan geli – geli yang ditimbulkan dari setiap jilatan rif’ah ke setiap lehernya.

“AAhhh.. Aduhh dik.. Pelan – pelan aja.. !!”

“Heuheu.. Udah abu diam aja yach.. !!”

Setiap jengkal leher abu nida habis dilumat oleh setiap jilatan liar rif’ah.. Dari bawah dagu hingga setiap detail daun telinga habis dilumatnya.

Rif’ah yang dulu lugu menahan mati – matian nafsu birahinya yang bergejolak kini sudah tak malu lagi menyalurkan nafsu bejadnya kepada abu nida.

Rif’ah kini. Hampir tak ada bedanya dengan pelacur – pelacur yang dibayar mahal oleh politisi – politisi nasional. Mungkin bedanya hanya, rif’ah memakai kerudung/ jilbab yang menutup setiap jengkal tubuhnya dalam beraktifitas. Namun kini, di hadapan aabu nida, rif’ah hany memakai jilbab penutup kepala dan menanggalkan semua pakaiannya.

Hingga abu nida pun takluk tak kuasa menahan hasrat bercintanya yang bagaikan hewan liar di hadapan tubuh indah rif’ah. Payudara rif’ah yang bulat dan montok terlihat begitu bergelayutan menggesek – gesek dada abu nida bersamaan dengan dijilatinya leher abu.

Ketika kedua belahan bibir mereka bertemu, saling berpagutan lah mereka. Lidah rif’ah kini saling berbelit dengan lidah abu nida.

Tak urung, kontol abu nida pun yang tak lama menyemburkan air mani nya kini kembali perlahan menegang.

Bosan mereka saling. Bersilat lidah, rif’ah menaikan badannya dan menghadapkan payudara kirinya ke mulut abu.

“Abu.. Hisap payudara ini abu.. Buat aku terbang di langit ke tujuh dengan lumatan lidahmu abuu.. Ahhh.. Uhhh.. Emmm.. Ahhhh.. Ouuhhh.. !!”

Disaat payudara kiri rif’ah habis dilumat dan dijilati abu nida, tangan kiri rif’ah menekan kepala belakang abu seolah ingin menekankan lumatannya di payudara tersebut. Dan tangan kanan rif’ah menggapai tanggan kiri abu, menuntunnya untuk meremas – remas payudara kanan rif’ah.

Abu nida yang terduduk di kloset tersebut seolah tak kuasa terhadap perlakuan liar dari rif’ah.

Bahkan memek rif’ah pun kembali basah karena kembali terangsang oleh lumatan mulut abu nida di payudara kirinya.

Rif’ah yang semakinn pintar dan telah berpengalaman dalam urusan bersenggama kini menggesek – gesekan memeknya yang telah banjir oleh cairan “surga” kedalam kontol abu yang telah berdiri tegak secara vertikal.

“Ahhh.. Abuu.. Gimana abu.. !? Nikmat bukan.. !!? Auhhh.. Ahhhh… Emmhhh… !!”

Tubuh rif’ah naik turun menggesekan memeknya pada kontol abu nida. Sementara itu abu meremas dan menjilati kedua belah payudara rif’ah yang telah mengeras tanda terangsang secara bergantian. Sementara rif’ah mendongkak ke belakang dengan membuka dan menutup matanya tanda sangat menikmati akitifiasnya melepaskan nafsu bejad seksualnya yang semakin hari semakin menjadi – jadi.

“Abuu stoppp abuu.. Aduuhhh.. Uuhhh.. Ahhh… !!”

Rif’ah menarik payudara yang sedang dinikmati abu nida dan bangkit dari pangkuan abu. kini ia berdiri di depan abu dan kemudian menundukan tubuhnya dengan bertumpu di lantai dengan kedua lututnya.

“Abu sini aku sepong ya kontolnya.. Huhuhu… !!”

“Hah.. Hah.. Hah.. !!” Abu nida hanya bisa terduduk lemas karena kehabisan tenaga akibat perlakuan liar rif’ah.

Sementara itu rif’ah tidak membuang waktu untuk menjilati peler kontol abu nida. Dengan buasnya rif’ah mengulum peler abu dan kemudian menjilati setiap permukaan kontol abu nida. Bahkan di ujung kepala kontol abu nida, rif’ah memainkan lidahnya dengan cepat dan menjilatinya hingga basah kuyup.

“Dik rif’ah pelan – pelan.. Aduuhhh.. Aku ngilu dik… Hah… Hah.. Hah.. !!”

Rif’ah hanya tersenyum liar dan tak lama dari itu ia langsung mengulum kontol abu nida dan menghisapnya dengan cepat.

“Slruupphh.. Slurrpphh.. !!” Suara kepala rif’ah yang naik turun menghisan kontol abu yang semakin mengeras dengan sempurna.

10 menit waktu bagi rif’ah dia habiskan untuk menyempurnakan tegak kontol abu nida dengan hisapan liarnya.

Sementara abu nida yang kini terduduk lemas karena stamina nya yang telah habis hanya terduduk diam. Namun hal tersebut tidak menurunkan tegak dan kerasnya kontol abu. Abu memang telah kehabisan tenaga tapi tidak menyurutkan nafsu seksualnya yang memang tinggi.

————————————————–

Libido abu nida memang semakin menjadi – jadi sejak ia berhasil mengambil keperawanan rif’ah. Namun hal itu berbanding terbalik dengan stamina abu yang semakin menurun seiring usianya yang tidak muda lagi. Selain itu, gencarnya abu nida menggenjot memek rif’ah disetiap kesempatan yang ditemuinya membuat ia kehilangan keperkasaan yang dibanggakannya ketika menghajar rif’ah dengan tusukan – tusukan kontolnya.

Lain hal dengan rif’ah yang masih muda, setelah kehilangan keperawanan nya di tangan abu nida, kini ia menjadi semakin liar dan tidak malu lagi untuk melepaskan nafsu seksualnya pada abu nida. Hal itu membuat ia semakin lama semakin pandai dan terlatih untuk menyalurkan keinginan bercintanya pada abu nida. Dengan darah mudanya yang bergejolak, rif’ah seakan tak pernah terpuaskan dan semakin tidak merasa puas setiap kali ia bercinta dengan abu nida. Logis memang mengingat rif’ah yang masih muda melawan abu nida yang semakin menua.

Yaa.. 3 bulan ia rif’ah tinggal di rumah abu dan ummu nida ia habiskan tiga perempatnya untuk berhubungan seksual dengan abu nida tanpa sepengetahuan ummu nida.

————————————————–

Kembali kini rif’ah berdiri dan duduk kembali ke pangkuan abu nida. Rif’ah mengarahkan memeknya yang telah banjir ke dalam kontol abu nida yang sejak tadi sudah semakin mengeras.

Perlahan tubuh rif’ah naik turun dan mengenjotkan memeknya pada kontol abu.

Kontol abu yang memang berukuran tidak normal itu menyerukan kedalam permukaan dinding memek rif’ah yang seakan sulit memuat habis batang kontol tersebut.

Abu nida yang kini hanya terduduk lemas hanya berdiam diri saja. Rif’ah yang libido nya kembali kini mempercepat genjotan memeknya seakan memeras kontol abu nida yang besar itu. Kedua telapak tangan rif’ah diletakan di pundak abu untuk menahan keseimbangan genjotan rif’ah.

“Ahh.. Ahh.. Abuu kok diem aja sih.. Udah cape ya… !!?”

“Ahhh.. Uuuhh:… Aahhhhhhggghh..!!”

Perlahan tapi pasti kini tarikan genjotan rif’ah semakin cepat. Tubuh rif’ah semakin liar naik – turun di hadapan abu. Dinding – dinding memek rifkan berkedut kencang dan cepat memijat – mijat kontol abu untuk mengeluarkan air maninya.

Rif’ah yang semakin tak kuasa menahan gejolak nafsu seksualnya semakin cepat menggenjot – genjotkan memeknya dan hanya beberapa detik lagi ia mencapai puncak kenikmatan.

“Ahhh.. Abu.. Abuuu.. Aku mau sampai abuu… Ahhhh… Ahhhh…. Ahhh.. !!!”

“Ayo dik rif’ah keluarkan saja.. Abu juga sudah ga kuat.. Aghhh.. Dik.. Dikk rif’ahhh.. Abu keluar nih.. !!”

Crottt.. Crottt.. Crooottt… Semburan air mani abu nida tak kuasa menyemprot ke dalam liang memek rif’ah yang diiringi dengan teriakan rif’ah tanda ia mencapai orgasme kedunya.

“Abuuuuu… Ahhhhhhh aku sampaaaiiiiii… Arrgghhhhh…. !!!”

Disaat memek rif’ah berkedut – kedut kencang dan menjepit kontol abu nida yang mengempis..

BRAAAAAKKKKKKK !!!!!

Terbukalah pintu kamar mandi, dan disana telah berdiri seseorang yang tak asing bagi rif’ah terlihat habis mendobrak pintu. Mata sosok pendobrak pintu tersebut begitu tajam..

siapakah dia !?

Pencarian terkait:

bugilliar, stw liar telanjang, bokeb liar, bokep genjotan super, bokep genjotan janda, janda liar, stw liar bugil, Janda liar bugil, tante tobrut chubby liar bugil, foto salam abu abu

Mungkin anda suka:

NO QUOTE A THREAD FUCK WITH MY COUSIN



Toll Padalarang Kanjeng Mami Pipis Di Rest Area.. NOT REPORT



Apakah Harus Seperti Ini



Aku Diperkosa Mbak Desi Dan Mbak Ita



Semalam Dengan Vina


Uncategorized