Babak Akhir Sebuah Perantauan : Babak II – Racun Alam Dan Racun Dunia

Sebelumnya perkenalkan nama saya Edo, umur saya 27 tahun dan masih melajang, sekarang saya bekerja sebagai driver di sebuah perusahaan taksi ternama di Indonesia di kota Kembang.
Pengalaman ini saya dapat sewaktu saya masih bekerja sebagai driver shuttle bus pada sebuah perusahaan otobus di kota pelajar. Tugas saya adalah mengantarkan penumpang dari pool bus langsung ke alamat yang dituju. Waktu itu jam sebelas malam saya ngopi di kantin pool bus bersama beberapa rekan saya, kebetulan waktu itu saya dapat jatah nganter penumpang dari bus yang terakhir pada hari itu, ditemani sesama driver dan cleaning service saya menikmati secangkir kopi ginseng yg memang sengaja saya pesan biar badan lebih seger dan nambah tenaga malam itu karena setelah selesei mengantar penumpang nantinya saya mau berbenah tempat kost saya untuk hari selanjutnya pindah ke kost yang baru.
Tidak terasa akhirnya bus terakhir yang saya tunggu pun akhirnya tiba, begitu bus berhenti langsung beberapa penumpang keluar dari bus dan langsung diarahkan oleh pramugara bus kearah shuttle yang nantinya akan saya kemudikan. Ternyata hanya bersisa 4 penumpang yang harus saya antar, 3 orang laki-laki dan satu orang perempuan berjilbab. Satu per satu penumpang saya antarkan dan terakhir tersisa satu perempuan berjilbab tadi yang memang tempat tinggalnya paling jauh. Saya menanyakan arah ke tempat tujuan perempuan tersebut dan dari situlah kami terlibat pada sebuah obrolan yang nantinya membuat saya bertindak nekat.

Dari obrolan tersebut saya ketahui bahwa dia masih kulian semester 4 di sebuah PTN terkenal di kota pelajar ini. Namanya Ria. Setelah kita nyambung dalam obrolan perempuan tersebut meminta ijin untuk pindah ke bangku depan sekalian biar gampang nunjukin jalan ke saya. Setelah dia pindah kedepan baru saya bisa mengamatinya dan ternyata dia sangat manis, tampangnya mirip artis Citra Kirana, tapi body nya jauh berbeda, Ria memiliki payudara yang membusung dengan indahnya, entah berapa ukuranya tapi terlihat sangat jelas karena dia memakai kaos lengan panjang yg press body, dari situ saja saya sudah punya pikiran kotor, membayangkan bisa meremas dan mengenyot putingnya, maklum masih bujang dan jomblo pula, haha.. Akhirnya kami sampai juga pada tempat yang kami tuju, ternyata adalah sebuah tempat kost. Tempatnya dikelilingi oleh kebun dan disebelahnya ada sebuah rumah lumayan besar tapi kelihatan gelap, entah ada penghuninya atau tidak. Ria pun turun dan mengucapkan terimakasih kepada saya disertak senyumnya yang bisa membuat lelaki klepek klepek. Saya pun memutar balik mobil yang saya kendarai, lumayan jauh juga saya nyari ruang buat bisa putar balik karena jalanya emang sempit. Sewaktu saya melewati depan kost itu lagi saya lihat ria masih beediri diluar pagar, saya pun menghentikan laju mobil saya dan bertanya kepada ria, “kok masih diluar mbak?” Ria pun menjawab dengan raut muka gelisah, “iya nih mas, yang jaga kost kayaknya gak ada, temen kost ku juga udah pada tidur”.

Saya pun turun dari mobil dan mendekati Ria, “memangnya gak bawa kuncinya mbak?” Dia dengan wajah agak kebingungan, “kebetulan kemaren ketinggal di kamar sewaktu mau pergi, ini aku telepon temen kost ternyata gak ada mau bangun, ini masih kost baru yang nempatin baru 3 orang”. “Trus gimana mbak?” “Gak tau juga mas, saya bingung mau gimana, mana disini sepi banget pula” Mendengar kata sepi pikiran kotorku pun muncul lagi. “Yaudah mbak saya temenin disini sampai ada yang bangun” “Makasih mas, saya juga takut kalo sendiri” Dari situ saya mulai mengamati lekuk badanya dari belakang, pantatnya yang padet tertutup rok panjang. Pusaka keramatku pun akhirnya mulai bereaksi sedikit demi sedikit. Ria terlihat masih mencoba menelfon temenya yang ada didalem. Otak kotorku pun mulai tak karuan dan celanaku semakin terasa sempit. Aku terus mengamati lekuk tubuhnya yang aduhai. Aku pun mulai mengamati keadaan sekitar yang memang benar sepi banget. Tiba tiba Ria mengagetkan saya dan bertanya “mas bisa bantu aku panjat pager gak?” Dan masih dalam keadaan kaget kujawab “bisa mbak, mau gimana manjatnya?” Ria pun diam dan kelihatan sedang berfikir. Pagernya tu kira kira setinggi dua setengah meter. “Mas bantuin angkat aku bisa gak? Angkat dari belakang aja” Saya pun mengangguk dan Ria mulai memiposisikan diri merapat pada pagar. “Saya angkatnya gimana mbak?” “Angkat di pinggul aja mas sampai aku bisa meraih bagian atas tembok”

Aku pun menempatkan diri dibelakang dia dan memegang pinggulnya, tanpa sengaja si otong nyenggol pantat montoknya Ria dan semakin berontak aja si otong. Dengan kekuatan penuh aku angkat pinggulnya dan Ria pun berhasil merain bagian atas tembok, dia terlihat kesusahan buat bisa menaikan badanya ke tembok. “Mas bantuin dorong donk, aku gak kuat” Lalu akupun tanpa pikir panjang langsung kudorong pantatnya. Terasa kenyal dan sekel banget! Si otong makin menggila aja nih! Aku terus mendorong Ria dengan sedikit memanfaatkan kesempatan untuk meremas pantatnya! Ria pun melotot kearahku dan berkara “mas apa apaan sih?!” Kaget, akupun melepaskan tanganku dan Ria terjatuh. Ria langsung bangkit dan marah marah. “Mas jangan kurangajar manfaatin kesempatan deh!” Tanpa pikir panjang aku langsung membekapnya dan mencekiknya dari belakang sambil mengancamnya “kamu mau kucekik sampai mati atau nurut aja biar sama sama enak” Dia masih saja meronta dan kucekik dia lebih keras, akhirnya dia berhenti meronta dan kulepas bekapanku pada mulutnya “Ampun mas jangan apa apain saya” Tanpa kujawab langsung saja kuremas susunya yang gede itu, dia pun meronta lagi dan berteriak “Toloooooooong….” Kaget dengan teriakan itu segera kubekap mulutnya dan kucekek lagi sambil mengawasi keadaan sekitar, masih sepi dan sunyi. “Sekali lagi berani teriak mati kamu” Kulepaskan bekapanku dan tampak dia meneteskan air matanya. “Iya mas, tapi tolong jangan perkosa saya”

Dia pun tanpa kubimbing langsung berjalan kearah pintu mobil dan masuk ke bagian jok paling belakang. Aku pun langsung mencumbunya lagi dan kali ini dia membalas dengan ganasnya. Kubuka kancing celana dan resletingku, kukeluarkan si otong dari kandangnya, dia sudah berdiri dengan gagahnya. “Mbak, isepin ya sampai keluar, daripada mbak kuprerawanin” Ria pun mengangguk dan lamgsung mengarahkan mulutnya ke kepala si otong yang lumayan gede, mulai dengan dicium dengan lembut, dia mulai menjilati dan memainkan lidahnya di kepala si otong. “Diisep donk mbak, masukin ke mulutmu..” “Iya mas, sabar” Ria pelan pelan mulai mengulum penisku, pelan tapi pasti penisku mulai dimainkanya dengan mulut mungilnya. Karena udah konak banget kemudian kurebahkan tubuh Ria di jok dan aku memposisikan penisku didepan mulutnya dan dia kembali mengulum penisku. Pelan pelan pinggulku mulai bergerak maju mundur memasukan penisku kedalam mulut Ria, dia hanya bias pasrah menerima hujaman penisku. Lama kelamaan goyanganku makin cepat dan penisku makin dalam masuk ke mulutnya, dia mencoba mendorong badanku dengan kedua tangannya tapi sia sia, aku terus memperkosa mulutnya hingga akhirnya terasa kenikmatan yang tiada tara aku memuntahkan spermaku kedalam mulut Ria, dia hanya bias menggeleng gelengkan kepalanya tanpa bias berbuat apa apa, sambil kukocok sendiri sampai semua spermaku tuntas keluar didalam mulutnya aku pun mencabut penisku, Ria kelihatan mau memuntahkan spermaku, dia mau membuka pintu mobil tapi kucegah, “Telanlah sayang, atau kamu mau kucekik lagi?”

Ria pun menatapku dan mengganguknan kepalanya, sambil menahan tangis dia pun mencoba untuk menelan spermaku yang masih ada didalam rongga mulutnya. Akhirnya dia mampu menelan habis semua spermaku yang ada di mulutnya. Setelah itu dia mulai merapikan kembali bajunya yang sudah berantakan. Tapi aku masih belum merasa puas, meskipun aku tidak berniat buat merawanin dia tapi aku juga pengen maenin memeknya. Aku pun mulai mendekatinya lagi dan meraba pahanya yang masih terbungkus rok panjang, dia menepis tanganku dan masih menangis. Aku mengelus pipi lembutnya dan menatap matanya, “aku pengen puasin kamu juga cantik, aku janji gak akan merawanin kamu, aku Cuma pengen maenin memek kamu”. Ria pun menatapku dengan tatapn aneh, aku raba lagi pahanya dan kali ini gak ada penolakan dari dia, mungkin ini lampu hijau buatku bertindak lebih jauh pikirku. Aku pun mulai menelusupkan tanganku kedalam roknya, melewati pahanya yang hangat dan sangat mulus akhirnya tanganku sampai di pangkal kenikmatan Ria. Ternyata celana dalamnya sudah basah, mungkin karena daritadi susunya terus kumaenin kali ya. Pelan pelan aku mulai menyibakan rok nya, pahanya yang putih mulus pun pelan pelan mulai tersingkap, penisku pun terasa mulai bangkit lagi, tapi aku hanya berniat pengen muasin si Ria tanpa harus kuperkosa, ada sedikit rasa penasaran pengen liat gimana seorang perawan berjilbab jika orgasme. Aku pun mulai meraba nanmenekan dengan halus gundukan mungil yang masih terbalut celana dalam, terasa ada beberapa rambut kemaluanya yang keluar dari celana dalamnya. Aku memandang wajah Ria yang sudh kelihatan pasrah, “celananya dibuka aja ya sayang? Aku pengen jilatin memek kamu.”

Ria tidak menjawab tapi juga tidak menolak waktu aku mulai menarik turun celana dalam warna pink miliknya, malah dia sedikit mengangkat pantatnya agar lebih mudah aku melapaskan celana dalamnya. Setelan terbuka celana dalamnya akupun takjub melihat apa yang ada dibalik celana dalamnya, vagina yang masih rapet dan dikelilingi rambut kemaluan yang lebat banget tapi tercukur rapi. Aku pun mendekatkan wajahku dan mulai menciumi pangkal pahanya, bagian atas vaginanya dan akhirnya sampai juga dilubang vaginanya. Aku memakai kedua jempolku dan kubuka vagina itu hingga Nampak klitoris mungilnya, tanpa aba aba aku langsung hisap klitorisnya dengan lembut. “aaaaahhhh….” Ria pun mendesah dan memegang kepalaku, ini adalah desahan pertama yang kudengan dari Ria. Aku pun terus menghisap bagian dalam vaginanya dan melesakan lidahku menusuk kedalam vaginanya. Ria pun menggelinjang tidak karuan dengan nafas yang memburu. Dan akhirnya Ria pun mengeluarkan lenguhan dan desahanya tanpa ditahan lagi. “aaaahhhh…. Mmmhhh…. Ahhh….”. aku pun menghentikan hisapanku dan memandang kearah wajahnya, dia masih membuka mulutnya dan masih terdengar deru nafasnya. Aku tersenyum kepadanya, kembali dia menatapku dengan tatapn aneh tanpa berkata apa apa. Aku bertanya kepada Ria, “enak gak sayang? Diterusin gak?” daaaan dia pun akhirnya menjawab pertanyaanku, “enak banget mas, terusin lagii…”
Dan tanpa dikomando aku kembali menghisap dan menjilati vaginanya, setelah lima menit aku gempur dia dengan jilatanku akhirnya dia menekan keras kepalaku ke vaginanya dan badannya mengejang sambil melenguh, “aaaahhhhhh maassss…..” aku rasakan ada cairan yang keluar dari vaginaya, aku pun menghentiklan hisapanku dan memainkan vaginanya dengan tanganku, jari jariku mengelus elus klitorisnya yang sudah berlumuran cairan kenikmatan yang keluar dari vaginanya.

Aku pun mencium bibir Ria dan dia membalas ciumanku dengan ganasnya… agak lama kami berciuman daan sio otong udah dalam posisi siap tempur lagi. Aku bombing tangan Ria ke penisku dan kuarahkan dia untuk mengocoknya. Ria pun melepas ciumanku dan berkata “mas masukin aja ya, aku udah gak perawan kok, aku pernah diperkosa sama papa tiriku waktu aku SMA” aku pun memandang wajahnya yang sudah pasrah tanpa berkata apa apa, Ria pun mengangguk untuk memastikan lagi ucapanya. Tanpa dikomando lagi aku mebuka kedua kakinya dan menempatkan ujung penisku ke mulut vaginanya, kugesek gesekan kepala penisku ke klitorisnya, Ria pun mulai mendesah “aaaahhh aahh masukin aja maaass, aku udah gak tahaaan.. masukiiiinn”. Aku pun pelan pelan mulai memasukan penisku ke vagina Ria. Terasa sangat sempit sekali, pijatan dinding vaginanya terasa kenceng banget, agak susah aku masukinya. Setelah seluruh batang penisku amblas di vaginanya aku mulai menggoyang pelan pinggulku, kulihat Ria membuka mulutnya dan menahan suara desahan dari mulutnya, sambil kugenjot aku pun menggoyangkan pinggulku makin cepat, setelah lima menit dalam posisi Ria duduk dan aku menggenjotnya dari depan aku pengen ganti posisi, “sayang, kamu gantian diatas ya?” Ria pu dengan polosnya menjawab “aku belum pernah mas, aku gak bisaa…”. Baiklah, mungkin dia masih amatir dan aku pun terus menggoyangkan pinggulku, sambil kugenjot dia aku memandang wajahnya yang manis mengenakan jilbab menambah pesonanya, tanmganku yang daritadi memegang pinggul Ria sekarang mulai menjamah lagi kedua bukit kembar yang daritadi nganggur, tanpa kusuruh Ria pun menaikan kaos dan membuka kait bra nya, sambil terus menggerakan pinggulku aku pun meremas remas kedua susunya. Sepuluh menit kemuadia aku terasa udah mau keluar lagi, kupercepat genjotanku daaan akhirnya aku sampai di puncak kenikatan keduaku mala mini, aku mengeluarkan pejuhku didalam vagina Ria.

Tubuhku ambruk menindih tubuh Ria, terasa deru nafasnya yang cepat. Kubiarkan penisku menacap di vagina Ria sampai penisku mengecil sendiri. Kucabut penisku yang disusul cairan sperma keluar dari vaginanya. Ria pun meraih tas kecil yang daritadi dia bawa dan mengambil tissue dari dalam tas nya. Dia membersihkan vaginanya dan merapikan pakaianya. Aku masih terduduk menahan nikmat dan capek belum sempat mengenakan lagi celanaku, aku melirik kea rah Ria, “sayang, bersihin adekku donk, bukan pake tissue tapi pakai mulut kamu”. Ria hanya tersenyum dan segera melahap penisku yang sudah mengecil, dibersihkanya sisa cairan dari dalam vaginanya dengan mulutnya.
Setelah itu aku memakai kembali celanaku. “aku temenin kamu disini aja ya sampai kamu bisa masuk kost?” dia memelukku.. “iya mas, aku ngantuk, pengen tidur”

Aku pun mengambil posisi duduk di pojok dan Ria merebahkan badanya di jok, dia tidur di pangkuanku. Aku hanya bisa merenumg, mimpi apa aku semalem kok bisa ngentotin cewe secantik dan semontok ini, sambil tersenyum sendiri aku pun tertidur sampai pagi. Setelah pagi dan gerbang kost nya dibuka, Ria pun berpamitan dan menawariku untuk mampir, tapi karena aku udah telat buat balik ke kantor akupun menolak ajakannya. Kamipun berpisah dan saling tikar pin BB. Setelah aku sampai di kantor aku bikin laporan kalau semalam ada ban yang kempes dan harus menggantinya.
Terasa getaran pada HP ku dan kulihat ada BBM dari Ria, “makasih ya mas buat yang semalem, aku puas banget, besok kalau ada waktu maen ke kost ya mas..”. aku pun membalas “iya sayang, mas juga puas banget, boleh kan besok kita ngulang lagi kayak semalem?” dan dengan cepat Ria pun membalas, “ya besok maen aja ke kost “

Dan setelah itu petualangan sex ku dan Ria dimulai, ternyata dia orangnya gampang sange dan suka exsib. Nanti deh kuceritain lagi.. dikost, di pantai, dan nyuri kesempatan buat ngegarap temen kost Ria.
Terimakasih sudah meluangkan waktu buat membaca ceritaku yang acak adul ini… sampai ketemu di cerita selanjutnya…

Cerita episode kedua

silahkan dilanjut bacanya….

http://127.0.0.1/showthread.php/1…post1891417826

Pencarian terkait:

bokepdo ria, malam senin ria from bali, malam senin ria bali, bokep ADS, ria bali bokepdo, foto bugil gek ria, malam senin ria, bokepdo edisi ria, komik hentai gek ria, bokep gek ria

Mungkin anda suka:

Lina....Terima Kasih Untuk Cinta Buta-Mu



Belajar Menulis 2



Bercinta Dengan Bi Rodiyah



Akibat Membeli Pop Ice



Birahi Bu Apong


Uncategorized